…buk polwan itu…

Standar

polda

Sebagai tanggung jawab moral atas usul kepada kepala kampung Blagu, mengenai topik postingan perempuan-perempuan yang menggugah kita, maka saya akan tampilkan sekilas saja tentang profil sahabat saya ini.  Tapi perlu jadi catatan bahwa perempuan paling menginspirasi selama hidup  adalah EMAK saya sendiri.

Teman saya ini bernama EVA JULIANTI.  Saya biasa panggil Bu Eva (panggilan formal).  Usia beliau paling 37 atau 38 tahunan.  Masih muda, energik, cantik dan ramah.  Tapi yang paling penting, kehadiran beliau dalam kegiatan sehari-hari saya mampu MENGUGAH kesadaran saya, bahwa ibu ini adalah sosok perempuan yang konsiten dengan keyakinannya.

Mau ketemu beliau.  Gampang banget.  Anda tinggal datang ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UUPA) Ruang Pelayanan Khusus  POLDA SUMBAR.  Nah, niscaya anda akan terpesona.

UUPA adalah semacam unit yang dibentuk di tubuh kepolisian yang bertugas untuk memberikan pelayanan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan.  Nah, jika dahulu Kantor polisi di anggap sebagai tempat yang menakutkan, maka jika anda berkunjung ke UUPA POLDA SUMBAR, anda akan disambut oleh para Polisi Wanita yang cantik-cantik.  Saking cantiknya, saya pernah bilang ke teman-teman bahwa UUPA adalah sarang PRAGAWATI (heheheheh).  Tapi begitulah adanya.

Nah, dari sekian banyak yang cantik itu, salah seorangnya adalah EVA JULIANTI.  Sejak  hampir 2 tahun yang lalu, saya selalu bekerja sama dengan beliau dalam menangani berbagai kasus kekerasan terhadap anak.  Dan satu hal yang menggugah saya adalah mengenai konsistensi beliau yang menempatkan prinsip KEPENTINGAN TERBAIK BAGI ANAK dalam setiap penanganan kasus.

Tidak ada satupun kasus yang saya sodorkan di tolak beliau.  Selalu di fasilitasi dengan baik.  Siang ataupun malam beliau sealu mau menerima SMS ataupun telepon saya (selagi itu berkaitan dengan kasus).  Bahkan suatu kali pernah di hadapan saya beliau beradu argumentasi dengan polisi dari unit lain tentang penganan kasus anak yang berhadapan dengan hukum.  Walaupun yang di debat adalah senior yang notabene pangkatnya lebih tinggi, tetapi beliau mampu memaparkan argumentasi-argumentasi cerdas, logis serta di dukung dengan dasar-dasar hukum yang cukup kuat.

Inilah yang kemudian membuat saya, merasa patut memberikan apresiasi terhadap seorang POLWAN BERNAMA EVA JULIANTI.  Mudah-mudahan komitmen dan keyakinanya mampu memberikan secercah harapan bagi anak-anak di SUMATERA BARAT.

NB :

Saya belum berhasil mendapatkan foto beliau, karena beliau gak mau di foto…sabar ya….ntar saya cari lagi kesempatan untuk motret beliau.

18 pemikiran pada “…buk polwan itu…

  1. Memang dimanapun kita berada, sebetulnya mampu berkarya, untuk disumbangkan pada kebaikan negara ini.
    Kartini masa kini, yang lebih mendapat kebebasan, hendaknya menggunakan kebebasan itu dengan hati nurani, dan tetap teguh dalam memegang prinsip kehidupan bermasyarakat. Dan betapapun tingginya karir seorang perempuan, dia tetap menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya dan isteri bagi suaminya. Seorang perempuan akan lebih kaya dan berbahagia jika hidupnya telah lengkap, dan perjuangan membesarkan anak-anaknya sampai mandiri, mendapat pendamping setia dari suami.

  2. Memang dimanapun kita berada, sebetulnya mampu berkarya, untuk disumbangkan pada kebaikan negara ini.
    Kartini masa kini, yang lebih mendapat kebebasan, hendaknya menggunakan kebebasan itu dengan hati nurani, dan tetap teguh dalam memegang prinsip kehidupan bermasyarakat. Dan betapapun tingginya karir seorang perempuan, dia tetap menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya dan isteri bagi suaminya. Seorang perempuan akan lebih kaya dan berbahagia jika hidupnya telah lengkap, dan perjuangan membesarkan anak-anaknya sampai mandiri, mendapat pendamping setia dari suami.

  3. wah, masi imoe telah mendapatkan pasangan yang cocok untuk menjalankan aksi kemanusiaan buat menyelamatkan nasib anak2. semoga tak ada lagi kasus2 kekerasan yang menjadikan anak sebagai korban. sumatra barat layak jadi ikon kesadaran ttg pentingnya menyelamatkan dunia anak2. salut!

  4. omiyan

    saya sih jelas kagum dengan yang namanya perempuan apapun profesi mereka, karena mereka melakukan itu semata-mata demi kelangsungan hidup keluarganya

  5. Eih, jarang-jarang ada polisi seperti itu…
    Jadi itu yang membuatmu semakin kerap mengunjungi Unit Pelayanan Perempuan dan Anak di Ruang Pelayanan Khusus Polda Sumbar? Ck-ck-ck… Gawat!

    (Psstt… Eh, kapan ke sana lagi? Ajak-ajak lah… 😉 )

  6. vizon

    imoe… jangan pernah ngajak DM ke sana, saya khawatir akan ada berita seorang polwan yg bunuh diri karena patah hati oleh seorang petualang… halah!

    bagi perempuan yg punya komitmen tinggi terhadap pendidikan anak bangsa ini, saya ucapkan selamat dan salut! 🙂

  7. >>>Usia beliau paling 37 atau 38 tahunan.

    sepantaran aku dong

    >>>Siang ataupun malam beliau sealu mau menerima SMS ataupun telepon saya

    Saya juga mau kok, bukan kasus malah lebih baik hihihi

    udah ah ntar aku dimarahin KaDes, bisanya nyeletuk aja, ngga mau nulis hehehe.

    Cuma satu yang aku mau tulis numpang di sini…
    Aku lebih merayakan hari Ibu daripada hari Kartini…. Mungkin karena aku bukan jawa ya?
    dan hari IBU aku bukan karena Sidang Perempuan2 yang tgl 22 des… lebih ke IBU sebagai seorang yang telah melahirkan kita. Yang menurutku bahkan lebih berani dan lebih berkarya daripada Kartini. (Maaf…orang kan boleh berpendapat lain ya..)

    peace 🙂

    EM

  8. ah, ibu polwan itu…
    gue banget deh!
    *digampar*

    dasar pencetus ide, tapi sendirinya telat banget posting. huh!
    nggak konsisten deh ajakan sama perbuatan.
    ntar tak laporin ke ibu eva, lho!

  9. @ bunda eni : emang bun, menjadi perempuan adalah sebuah anugerah bagi kehidupan, karena begitu banyak karya yang bisa lahir dari rahim dan tangan perempuan. Jadi tidak pantas jika ada satu pihak yang melakukan kekerasan terhadap perempuan.

    @ pak sawali : hehehe bukan jadi ikon lho pak, terlalu dini kalo jadi ikon, cuman kebetulan saya ketemu dengan orang-orang yang memilki komitmen tinggi atas perlindungan anak.

    @ madhysta : hahahah emang polwan ada yang bukan cewek ? boleh deh ntar di link kok, jangan takutr…..

    @ muzda : thaks ya mbakkkk

    @ newbiedika : bilang yang lain juga boleh kok hehehe

    @ omiyan : hehehe bener banget tuh,,,perempuan atau laki, berjuang untuk hidup, jadi bekerjasamalah..

    @ catra : hehehehe penasaran ya….

    @ puak : heheheh thanks ya

    @ mascayo : hayo salut kan ama perempuan…

    @ DM : yang jelas segerrrr banget mas hehehehehe, kalo aku mau kesana pasti aku ngak ngajak mas, karena pasti tuh banyak polwan yang tergila-gila dengan rayuan maut kata-kata yang di anyam tuh ahahaha

    @ uda vizon : hehehehe udah pasti gak ngajak DM da…secara DM bla bla bla bla bal kannn

    @ mbak imel : heheheh ternyata mbak imel masiy muda ya…heheheheh perawatan dimana ?

    @ racheedus : hehehehe emang masiy hidup kok pak hahaha

    @ uni mallow : iya kaleeee MALLOW banget heheheheh hahahahaha, gak telat kok….pas kok hehehhehehe

Tinggalkan Balasan ke p u a k Batalkan balasan