“Jangan bepergian di hari Selasa, karena hari sial dan banyak terjadi kecelakaan”
Begitu petuah yang sering saya dengan dari para tetua. Ntah dapat kesimpulan dari mana, yang jelas larang tersebut telah banyak mempengaruhi orang-orang untuk tidak bepergian di hari Selasa. Bagi saya, tentu larangan tersebut tidak beralasan, soalnya mau tabrakan kan tergantung nasib juga kan.
Maka, Selasa 28 April 2009, kami memacu kendaraan dengan sedikit gila menuju Kabupaten Tanah Datar. Bukan saya siy yang menjadi pengendaranya, tetapi tak lain dan tak bukan seorang teman yang hobby nya adalah “malala” (keluyuran keluar kota) bernama RIVO.
Kok bisa gila-gilaan gitu siy ? Jawabannya sederhana, kami harus sampai di Kabuapten Tanah Datar jam 13.00 WIB. Dan ketika berangkat dari rumah, hari telah menunjukan pukul 11.30 WIB. Padahal perjalanan ke sana menmpuh lebih kurang waktu 2 sampai 2,5 jam perjalanan. Kami tak mau terlambat, karena kalo terlambat…ngak enak aja…hehehehe
Hari itu, kami di undang oleh sohib-sohib Forum Anak Tanah Datar untuk menghadiri penyerahan bantuan bagi anak-anak korban bencana “galodo” (longsor dan banjir bandang) yang terjadi di Nagari Pasie Laweh beberapa waktu lalu. Bencana ini telah menyebabkan kerugian yang amat besar. Walalupun tidak banyak korban jiwa, tapi dampak yang ditimbulkan sangat luar biasa. Bebatuan besar berserakan di sepanjang aliran sunggai yang mengaliri Nagari Pasie Laweh,, bebatuan yang besarnya melebihi mobil sedan juga menggelinding dari atas Gunung Merapi dan menuju pasie laweh.
Awalnya saya tidak tahu menahu tentang rencana adik-adik di Forum Anak Tanah Datar untuk menyerahkan bantuan bagi teman-teman sebayanya di lokasi bencana. Tiga hari sebelum penyerahan, saya di telpon oleh Regina (ketua Forum).
“Kak, hadir ya pada waktu penyerahan bantuan, ajak yang lain juga”
Saya menyanggupi untuk hadir.
Akhirnya perjalanan menuju Kab. Tanah Datar berjalan dengan selamat, walaupun di Hari Selasa. Memang siy, di jalan kami hampir saja menyeruduk pantat truk fuso. Tapi Rivo mampu mengendalikan situasi. Hehehehe. Sampai di Tanah Datar kami kemudian melanjutkan perjalanan ke Nagari Pasie Laweh.
Di sana telah menunggu anak-anak Pasie Laweh. Kami berkumpul di aula sebuah Sekolah Dasar dan kemudian para pengurus Forum Anak memandu acara senang-senang. Bernyanyi, game, ngobrol-ngobrol, berlarian, loncat-loncatan dan lain-lain deh. Setelah itu dilanjutkan dengan penyerahan bantuan kepada anak-anak sekolah tersebut. Salutnya saya dengan kreatifitas adik-adik di Forum adalah : ternyata mereka dapat sponsor dari sebuah perusahaan susu senilai 5 juta rupiah. Hebat…padahal yang ngerjain itu semua anak-anak, yang kebanyakan SD hehehehehe.
Setelah kegiatan selesai, kami sempatkan mengambil foto sisa-sisa bencana. Lalu kami memacu kendaraan lagi ke Padang dengan tenang, ngak gila-gilaan lagi. Heheheh
Semoga kesedihan cepat sirna di Pasie Laweh. Tetap berkarya sohib-sohib muda…..
ternyata mereka dapat sponsor dari sebuah perusahaan susu senilai 5 juta rupiah. Hebat…padahal yang ngerjain itu semua anak-anak, yang kebanyakan SD hehehehehe
wheewww….
hebat bener?
jadinya sampe di sana jam berapa? terlambat ngga?
EM
yahhhh aku aja kalah lho mbak…..mereka pinter ngerayu kali…, kami gak telat…persis banget heheheh kalo telat malu ama anak-anak heheh
Rasa-rasanya, hari-harinya kok menyenangkan sekali. Menyenangkan terus.
Persis seperti yang ditulis kah yang dirasakan? Ai-ai-ai…
Iri ambo, Da (hayah!)
Ada dua kosakata baru nih yang kudapat:
malala dan galodo.
Maklum Bahasa Minangnya masih chapter 1. Jadi masih terbata-bata… :p
Hehehe menyenangkan siy iya…tapi capek nya itu lho gak tahan….
Kalau begitu, kalau mau tambah banyak kosa kata minang, lihat komen saya di blog Uda Vizon mas…ada syair aneh dari bahasa minang tuh…
Iyo, lah ambo caliak. Panjang bana syairnyo, Da.
nah tuh mas, tinggak ngartikan…..aku tunggu ya….
Mas Goniel sepertinya udah fasih banget bahasa minang nih, siapa penyebar virusnya ini bg Imu?
anak-anak itu hebat, ya? mungkin keluguan dan kejujuran mereka yang telah mengambil hati para donatur. apa ini mengindikasikan bahwa anak-anak lebih dapat dipercaya untuk mengurus sesuatu ketimbang orang dewasa? mudah-mudahan tidak sebegitunya.
bencana galodo itu memang dahsyat. sudah beberapa kali bencana serupa terjadi di sana, namun sayangnya sebagian penduduk masih tetap memaksa untuk bertahan di sana.
Iya un betull, mungkin orang lebih percaya anak-anak, karena mereka lebih jujur hehehehe.
Gak gampang mengajak masyarakat pindah dari sana, karena mereka sangat terikat dengan akar budaya mereka. Butuh pekerjaan besar tuh…
negeri ini sedang diuji, suatu pertanda agar senantiasa kita selalu ingat kepada-Nya
Benar joe,,,lagi di uji…
Selasa hari sial? Wah, ntar saya cek lagi di pimbronnya Mbah Jambrong.
Tapi, orang-orang tua kita dulu mungkin terlalu sayang sama anak-anaknya. Makanya ada hari-hari pantangan agar kita berhati-hati dan waspada.
Heheheh iya pak, cek deh….apa bener atau gak tuhhh dalam primbon
Rasa-rasa q jg gak prcaya dg ada y hari sial. Mgkn cm takhayul. Salam knal.
Salam kenal juga pak
wah, gak diberitain di koran ya longsornya? ckckck…
salam kenal aja dari Mr. Handsome
Salam kenal handsome
Wow, keren banget tuh si Rivo, 1,5 jam dari padang ke Batusangkar. Gila!!
Bdw, parah banget ternyata ya bang Galodo kemarin itu, baru lihat2 foto2nya aja udah bisa ngebayangin
Hahah gak 1,5 lho cat…2 jam hehehehe. emang parah cat, untung aja masyarakat sedang tidak beraktifitas…
Keren… salut deh sama adik-adik kita yang kreatif itu.
Iya pak…saya aja terkagum-kagum atas semangat mereka yang polos…
ajo imoe… menetes air mata saya melihat pasia laweh itu…
sungguh, saya punya keterikatan emosi dg kampung itu.
persis di tempat galodo itu sekarang, saya ber-kkn dulu. sisa2 galodo yg pertama dulu itu masih terlihat dg jelas, dan ceritanya pun tak pernah berhenti dikisahkan oleh tetua di sana. aih… pedih rasanya…
maka, ketika galodo itu terjadi lagi, tak kuasa saya menahan bendungan air mata. mengapa kejadian itu berulang kembali?
sudah terniat di hati untuk menuliskan postingan tentang itu, tapi selalu saja saya tak kuasa… entahlah!
salut saya buat anak2 itu beserta ajo imoe dkk atas usaha mulianya, semoga itu dapat menjadi penyejuk di tengah kehausan mereka…
Ayo uda..pulanglah dan lihat…disana banyak memori yang tertinggal kan….btw kampuang uda dima persis nyo…
Galodo itu terjadi pas di Jakarta baru aja terjadi bencana Situ Gintung. Pertama tahu, dari teman yang kampungnya di Tanah Datar via FB. Sebetulnya sama dashyat dengan Situ Gintung, tapi mungkin karena lokasinya bukan di Ibu kota dan penyebabnya buka karena kelalaian manusia seperti di SG, maka beritanya jadi kurang terekspos ya Moe.
**
Dari dulu penasaran soal hari Selasa itu, kenapa ya?
Betul yog, persis sehari setelah situ gintung kalo gak salah…Kalo persoalan hari selasa kita serahin aja ama yang kuasa ya….
kalo selasa gak boleh keluar, berarti jaman dulu lengang banget dong jalan ..
ada riwayatnya gak tuh,, sapa tau jaman kerajaan dulu, itu hari tuan putri atau permaisuri keluar mandi atau belanja gitu ..
biar rakyat gak ada yang liat, gak ada yang ganggu …
hmm ..
*ngayal sendiri*