…kampung blagu…

Standar

Kampung Blagu tiba tiba saja sunyi.  Tidak ada gempa, apalagi tsunami.  Kampung ini seakan menghilang.  Kita tidak akan bisa menemukannya dalam peta.  Lokasinya sampai hari ini masih belum teridentifikasi.  Konon kabarnya setiap dilakukan pemetaan dengan tekhnologi apa saja, tiba-tiba saja perangkat alat yang digunakan ‘down’.  Salah seorang tetua di kampung ini pernah berujar “suatu ketika, ketika kampung ini masih ramai ada sejenis makhluk luar angkasa yang datang.  Tidak tahu apa yang dilakukan makhluk itu, tapi sepertinya warga disini mulai melihat ada pertanda tidak baik”. 

Kemana gerangan warga Kampung Blagu ? sebuah pertanyaan yang hingga hari ini menjadi misteri.

Masih segar dalam ingatan, beberapa tahun yang lalu.  Kampung yang indah ini masih dihuni oleh warga yang sangat toleran.  Tidak ada perbedaan yang muncul, yang hadir setiap saat adalah canda, tawa dan keharmonisan.  Semuanya seolah-olah dilekatkan oleh rasa persaudaran yang tinggi.  Agaknya negara ini harus belajar bagaimana hidup berdampingan ke Kampung Blagu.

Layaknya sebuah Kampung, banyak kisah yang menyertai dinamika kehidupan warganya.  Mulai dari sedih, bahagia, susah hingga kisah kasih percintaan dua sejoli.  Stttt bahkan kabarnya ada yang diam-diam bertemu di luar kampung untuk memadu kasih (wkwkwkwkwk gosippp).

Tapi kini sunyi.  Walaupun sekali kali beberapa orang warga kampung Blagu ada yang pulkang dari rantau, kembali ke kampung dan berusaha membenahi kampung itu lagi.  Sepertinya agak sulit, karena satu persatu para warga sudah mulai hidup di rantau masing-masing.  Walalupun demikian, tapi saya yakin sekali, bahwa hati mereka tetap di Kampung Blagu.  Karena disanalah mereka menemukan kedamaian hakiki.

Hingga akhirnya, ada sebuah kabar gembira, akan ada Baralek Gadang (pesta Besar) yang digelar oleh salah seorang tetua Kampung Blagu.  Tentu saja kita berharap semua warga Kampung Blagu di rantau bisa hadir dalam pesta besar itu.  Apalagi menu yang disuguhkan bakal membuat decak kagum dari semua pengunjung.

Sayup-sayup saya mulai mendengar dendangan penyanyi dangdut dan kemudian menyampaikan pesan “para tamu dan undangan dipersilahkan mencicipi hidangan yang disediakan”.

Kampung Blagu….

 

14 pemikiran pada “…kampung blagu…

  1. Ah, aku suka sekali dengan postingan ini. Aku seolah-olah sedang menghadapi lebaran yang sudah dekat dan bersiap mudik. Ya, Kampung Blagu memang selalu membuat rindu. Ingin selalu pulang untuk segera bertemu.

    Rendangnyo jangan lupa… 😀

    • Pulanglah UDA (wkwkwkwkwk) janganlah kau lupa akan kampung halamanmu. Hujan batu dikampung sendiri, hujan emas dinegeri orang, lebih baik di negeri………………(isilah dengan jawaban jujur dan sadar) hehehe

      Pa kabar mas DM, aku tunggu oleh oleh dari negeri seberang (kartu pos dan prangko tibet itu hehe)

  2. Kampung blagu..kemanakah penghuninya….
    Sejak Uni tidak aktif lagi, kampung jadi sepi..
    Syukurlah ada undangan….baralek gadang
    Bersiap datang, siap-siap bawa bingkisan….

  3. ahai… ada kerinduan yang membuncah rupanya pada diri salah seorang warga kampung blagu itu.
    baiklah, setelah kita adakan baralek gadang di salah satu rumah warganya, segera kita gelar “baralek” yang sesungguhnya di rumah ini… hahahaha…. 😀

Tinggalkan Balasan ke imoe Batalkan balasan